Bidadari syurga
"Demikianlah,
dan Kami berikan kepada mereka bidadari." (QS. Ad-Dhukhan: 54)
مُتَّكِئِينَ عَلَى
سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٢٠)
"Mereka
bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan
bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. At-Thur: 20)
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي
الْخِيَامِ (٧٢)
"(Bidadari-bidadari)
yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah." (QS. Ar-Rahman: 72)
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ
حِسَانٌ (٧٠)
"Di
dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik."
(QS. Ar-Rahman: 70)
إِنَّا
أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (٣٥)فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا
أَتْرَابًا (٣٧)
"Sesungguhnya
kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung.[1] Dan kami jadikan mereka gadis-gadis
perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya." (QS. Al-Waqi'ah: 35-37)
Ibnu Abid Dunya
meriwayatkan dari Abul Hawari, dia berkata: Bidadari itu diciptakan langsung
(kun fayakun). Apabila telah sempurna peciptaan mereka maka dipasanglah
kemah-kemah atas mereka. Oleh karena itu Ibnul Qayyim berkata bahwa kemah-kemah
ini bukanlah ghuraf (kamar-kamar) atau qushur (istana-istana), melainkan ia
adalah tenda di taman-taman dan di atas sungai-sungai.
Nabi Sholallohu
'alaihi wa sallam bersabda:
1. Hadits Abu Sa’id
al-Khudri Rodiallohu 'anhu :
« إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ
اللّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ قِبَلَ الْجَنَّةِ وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ
ظِلٍّ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ قَرِّبْنِي مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي
ظِلِّهَا ». فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ فِيْ دُخُوْلِهِ الْجَنَّةَ وَتًمًنٍّيْهِ إِلىَ
أَنْ قَالَ فِيْ آخِرِهِ.
“Sesungguhnya ahli
surga yang paling rendah tingkatannya adalah seseorang yang Allah palingkan
wajahnya dari neraka kearah surga, dan ditampakkan padanya satu pohon surga
yang rindang. Lalu orang itu berkata: Ya Allah dekatkanlah aku ke pohon itu
agar aku bisa berteduh di bawahnya.” Lalu Nabi Sholallohu 'alaihi wa sallam terus
menyebutkan angan-angan orang itu hingga akhirnya beliau bersabda:
« إِذَا انْقَطَعَتْ
بِهِ الأَمَانِيُّ قَالَ اللّهُ: هُوَ لَكَ وَعَشْرَةُ أَمْثَالِهِ. قالَ: ثُمَّ
يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الحُورِ الْعِينِ
فَيَقُولاَنِ : الْحَمْدُ للّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ.
قَالَ: فَيَقُولُ: مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ ».
“Apabila telah habis
angan-angannya maka Allah berfirman kepadanya: “Dia itu milikmu dan ditambah
lagi sepuluh kali lipatnya.” Nabi bersabda: “Kemudian ia masuk rumahnya dan
masuklah menemuinya dua biadadari surga, lalu keduanya berkata: Segala puji
bagi Allah yang telah menghidupkanmu untuk kami dan yang menghidupkan kami
untukmu. Lalu laki-laki itu berkata: “Tidak ada seorangpun yang dianugerahi
seperti yang dianugerahkan kepadaku.” (HR. Muslim: 417)
2. Hadits Anas Rodiallohu 'anhu :
« إِنَّ الْحُورَ الْعِينَ لَتُغَنينَ فِي الْجَنَّةِ يَقُلْنَ:
نَحْنُ الْحُورُ الْحِسَانِ خُبئْنَا لأَزْوَاجٍ كِرَامٍ »
“Sesungguhnya
bidadari nanti akan bernyanyi di surga: Kami para bidadari cantik disembunyikan
khusus untuk suami-suami yang mulia.” (Shahih al-Jami’: 1602)
3. Hadits Abu Hurairah Rodiallohu 'anhu :
« إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ. وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ
دُرِّيَ، فِي السَّمَاءِ، إِضَاءةً. لاَ يَبُولُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ
يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَتْفِلُونَ. أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ. وَرَشْحُهُمُ
الْمِسْكُ. وَمَجَامِرُهُمُ الألُوَّةُ. وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ.
أَخْلاَقُهُمْ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ.
سِتُّونَ ذِرَاعاً، فِي السَّمَاءِ ».
“Sesungguhnya
kelompok pertama yang masuk surga adalah seperti rupa bulan di malam purnama.
Berikutnya adalah seperti binang yang paling terang sinarnya di langit. Mereka
tidak buang air kecil, tidak buang air besar, dan tidak meludah. Sisir mereka
dari emas, minyak mereka adalah misik, asapannya adalah kayu gaharu, pasangan
mereka adalah bidadari, akhlak mereka seperti akhlak satu orang. Bentuk (postur
tubuh) mereka seperti Nabi Adam as; 60 lengan di langit.” (Bukhari, Muslim dll.
Al-Jami’ al-Shaghir: 3778, Shahih al-Jami’: 2015)
4. Hadits Abdullah ibnu Mas’ud Rodiallohu 'anhu :
« أَوَّلُ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ
ضَوْءُ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالْزُّمْرَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَوْنِ
أَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ
الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُل زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ
سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ
الأَحْمَرُ فِي الزُّجَاجَةِ الْبَيْضَاءِ »
“Kelompok pertama
kali yang masuk surga, seolah wajah mereka cahaya rembulan di malam purnama.
Kelompok kedua seperti bintang kejora yang terbaik di langit. Bagi setiap orang
dari ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan.
Sumsum kakinya dapat terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana
minuman merah dapat dilihat di gelas putih.” (HR. Thabrani dengan sanad shahih,
dan Baihaqi dengan sanad hasan. Hadits hasan, shahih lighairi: Shahih
al-Targhib: 3745)
Dalam lafazh
Tirmidzi:
« وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوْقِهِمَا
منْ وَرَاءِ الَّلحْمِ مِنَ الْحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ
قُلُوبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحونَ الله بُكْرَةً وَعَشِيَّا » .
“Masing-masing
mendapat dua bidadari, sumsum kakinya dapat dilihat dari balik daging karena
begitu cantiknya, tidak ada perselisihan di antara mereka, dan tidak ada saling
benci di hati mereka. Hati mereka seperti hati satu orang, mereka semua
bertasbih kepada Allah pagi dan sore.”
5. Hadits al-Miqdam Ibn Ma’di Karib Rodiallohu
'anhu :
« لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سَبْعُ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي
أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيَرَىٰ مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُحَلَّىٰ
حُلَّةَ الإِيمَانِ، وَيُزَوجُ اثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ
الْعِينِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ
الأَكْبَرِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، الْيَاقُوتَةُ مِنْهُ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَيَشْفَعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَاناً مِنْ
أَهْلِ بَيْتِهِ »
“Orang yang mati
syahid memiliki 7 [yang benar 8] keistimewaan di sisi Allah: (1) diampuni
dosanya di awal kucuran darahnya, (2) melihat tempat duduknya dari surga, (3)
dihiasi dengan perhiasan iman, (4) dinikahkan dengan 72 bidadari surga, (5)
diamankan dari adzab kubur, (6) aman dari goncangan dahsyat di hari qiamat, (7)
diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan; satu permata dari padanya
lebih baik dari pada dunia seisinya, (8) memberi syafaat kepada 70 orang dari
kerabatnya.” (Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi. Silsilah al-Shahihah: 3213, Shahih
al-Jami’: 5182)
6. Hadits Mu’adz ibn Anas Rodiallohu 'anhu ;
« مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ
دَعَاهُ اللَّه سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ
الْحُورِ الْعينِ مَا شَاءَ ».
“Barangsiapa mampu
menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah memanggilnya
di hadapan para makhluk hingga Dia memberikan hak untuk memilih yang ia suka
dari bidadari.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits hasan. Lihat Shahih
al-Jami’: 6518)
7. Hadits Mu’adz t;
« لاَ تُؤْذِي امْرَأةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا. إِلاَّ قَالَتْ
زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ: لاَ تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ الله، فَإِنَّمَا
هُوَ عِنْدَك دَخِيلٌ يُوشِكَ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا »
“Tidak ada seorang
isteri yang menyakiti suaminya di dunia melainkan bidadari yang menjadi
pasangannya berkata: "Jangan engkau sakiti dia -semoga Allah melaknatmu-
sesungguhnya ia hanyalah bertamu (di rumahmu), hampir saja ia berpisah
meninggalkanmu menuju kami.” (Shahih al-Jami’: 7192)
Imam Ibnul Qoyyim berkata:
"Jika anda
bertanya tentang mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka
adalah gadis-gadis remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka mengalir
darah muda, pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada mereka
kencang dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu manikam,
keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi kerubutan.
Elok wajahnya
bagaikan terangnya matahari, kilauan cahaya terpancar dari gigi-giginya dikala
tersenyum. Jika anda dapatkan cintanya, maka katakan semau anda tentang dua
cinta yang bertaut. Jika anda mengajaknya berbincang (tentu anda begitu
berbunga), bagaimana pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua kekasih (yang
penuh rayu, canda dan pujian). Keindahan wajahnya terlihat sepenuh pipi,
seakan-akan anda melihat ke cermin yang bersih mengkilat (maksudnya,
menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari dengan cermin yang
bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan, sehingga tampak jelas keindahan
dan kecantikan). Bagian dalam betisnya bisa terlihat dari luar, seakan tidak
terhalangi oleh kulit, tulang maupun perhiasannya.
Andaikan ia tampil
(muncul) di dunia, niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium
wanginya, dan setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan
takbir karena terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk akan
menjadi indah berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi buta, sinar
mentari akan pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang. Pasti semua
yang melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada Allah Yang Maha hidup
lagi Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan). Kerudung di kepalanya lebih baik
daripada dunia seisinya. Hasratnya terhadap suami melebihi semua keinginan dan
cita-citanya. Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan
kecantikan dirinya. Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin menambah rasa
cinta dan hasratnya. Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari kehamilan,
melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah, air seni, dan air
tinja, serta semua kotoran.
Masa remajanya tidak
akan sirna, keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak akan
memudar, hasrat dan nafsunya tidak akan melemah, pandangan matanya hanya
tertuju kepada suami, sekali-kali tidak menginginkan yang lain. Begitu pula
suami akan selalu tertuju padanya. Bidadarinya adalah puncak dari angan-angan
dan nafsunya. Jika ia melihat kepadanya, maka bidadarinya akan membahagiakan
dirinya. Jika ia minta kepadanya pasti akan dituruti. Apabila ia tidak di
tempat, maka ia akan menjaganya. Suaminya senantiasa dalam dirinya, di manapun
berada. Suaminya adalah puncak dari angan-angan dan rasa damainya.
Di samping itu,
bidadari ini tidak pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa manusia maupun
bangsa jin. Setiap kali suami memandangnya maka rasa senang dan suka cita akan
memenuhi rongga dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka keindahan intan mutu
manikam akan memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka seisi istana dan tiap
kamar di dalamnya akan dipenuhi cahaya.
Jika anda bertanya
tentang usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan sedang
ranum-ranumnya.
Jika anda bertanya
tentang keelokan wajahnya, maka apakah anda telah melihat eloknya matahari dan
bulan?!
Jika anda bertanya
tentang hitam matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda saksikan, mata yang
putih bersih dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat menawan.
Jika anda bertanya
tentang bentuk fisiknya, maka apakah anda pernah melihat ranting pohon yang
paling indah yang pernah anda temukan?
Jika anda bertanya
tentang warna kulitnya, maka cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.
Jika anda bertanya
tentang elok budinya, maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh
kebajikan, yang menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka
merekapun dianugerahi kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa
dan penghias mata.
Jika anda bertanya
tentang baiknya pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan
selainnya. Mereka adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena
kebaktian dan pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami
penuh pesona harmoni dan asmara .
Apa yang anda katakan
apabila seorang gadis tertawa di depan suaminya maka sorga yang indah itu
menjadi bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, anda
akan mengatakan: "Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis
edarnya." Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami, duhai…
alangkah indahnya…!! (dari kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrah
(h.359-360) (Faiz)*
Rujuk Sini: http://www.aldakwah.org/home/21-sifat-sifat-bidadari-surga.html
No comments:
Post a Comment