Sunday 29 April 2012

Masjid Kobe Tetap Utuh


Diterjang Tsunami, Gempa Hingga Bom Atom Masjid Kobe Tetap Utuh

Kobe Mosque merupakan masjid pertama di Jepang. Masjid ini dibangun pada tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe berarti gate of God atau gerbang Tuhan. Tahun 1945, Jepang terlibat perang Dunia Kedua. penyerangan Jepang atas pelabuhan Pearl Harbour di Amerika telah membuat pemerintah Amerika memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama kali dalam sebuah peperangan. Dan Jepang pun kalah. Dua kotanya, Nagasaki dan Hiroshima dibom Atom oleh Amerika. Saat itu, kota Kobe juga tidak ketinggalan menerima akibatnya. Boleh dibilang Kobe menjadi rata dengan tanah.

Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata dengan tanah, Masjid Muslim Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Tentara Jepang yang berlindung di basement masjid selamat dari ancaman bom, begitu juga dengan senjata-senjata yang disembunyikannya. Masjid ini kemudian menjadi tempat pengungsian korban perang.

Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait menyumbang dana renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah diganti dengan kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sebuah lampu hias baru digantungkan di tengah ruang salat utama. Sistem pengatur suhu ruangan lalu dipasang di masjid ini.

Sekolah yang hancur akibat perang kembali direnovasi dan beberapa bangunan tambahan pun mulai dibangun. Umat Islam kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Muslim Kobe. Krisis keuangan sering menghampiri kas komite masjid. Pajak bangunan yang tinggi membuat komite masjid harus mengeluarkan cukup banyak biaya dari kasnya. Beruntung, banyak donatur yang siap memberikan uluran tangannya untuk menyelesaikan masalah keuangan pembangunan dan renovasi masjid ini. Donasinya bahkan bisa membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin berkembang.

Kekokohan Masjid Kobe diuji lagi dengan Gempa Bumi paling dahsyat tahun 1995. Tepatnya pada pukul 05.46 Selasa, 17 Januari 1995. Gempa ini sebenarnya bukan hanya menimpa Kobe saja, tapi juga kawasan sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan lainnya. Para ahli menyebutkan bahwa gempa itu disebabkan oleh tiga buah lempeng yang saling bertabrakan, yaitu lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Meski hanya berlangsung 20 detik, namun gempa ini memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang, yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Selain itu gempa Kobe juga mengakibatkan kerusakan besar kota seluas 20 km dari pusat gempa.

Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang. Namun hingga kini masjid Kobe tetap berdiri kokoh dan tegak, seakan tidak tergoyahkan meski didera berbagai bencana. Tanggal 11 Mac 2011, dunia dikejutkan dengan gempa bumi (earthquake) kuat berukuran 9.0 skala richter yang kemudiannya menyebabkan Jepun dilanda tsunami. Bencana ini telah mengorbankan kira-kira 16,000 orang dan memusnahkan lebih 310,000 bangunan.

Umat Muslim di Jepang, khususnya Jepang tengah, semakin mudah menunaikan ibadahnya dengan selesainya pembangunan Masjid Gifu di kota Gifu, Minggu, termasuk rencana pendirian pusat budaya dan sekolah Islam internasioal pertama di Negeri Sakura tersebut. Jumlah masjid di Jepang diperkirakan mencapai sekitar 35 buah, namun ada juga yang menyebutkan jumlah sebanyak 50 masjid, sementara jumlah populasi Muslim di Jepang sendiri sudah semakin bertambah. Keberadaan masjid di Jepang sendiri masih terkonsentarasi di kota-kota besar, seperti di Tokyo, Kobe, Nagoya, Osaka, Yokohama, Hiroshima dan Hokkaido. Peresmian Majid Gifu dihadiri oleh Imam Masjidil Haram, Mekkah, Syeikh Salih bin Humaid, yang juga meresmikan penggunaan masjid tersebut untuk publik Muslim di Jepang. Menurut Ketua Working Group for Technology Transfer (WGTT), sebuah LSM Indonesia di Jepang yang ikut hadir dalam acara tersebut, Fauzy Ammary, sejumlah duta besar negara-negara Islam, seperti dari Saudi Arabia, Irak, Iran, Mesir, Oman, Afghanistan, Syria, dan Pakistan juga hadir. Masjid yang berlokasi berdekatan dengan Universitas Gifu itu nantinya akan menjadi kompleks pusat budaya Islam, termasuk pembangunan sekolah internasional Islam yang pertama kalinya di Jepang. Saat ini di Jepang belum ada satu pun sekolah Islam yang permanen baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah. Pengajaran pendidikan Islam selama ini masih banyak dilakukan di masjid-masjid yang dibangun oleh kaum pendatang muslim. Gifu sendiri merupakan salah satu kantong Muslim terbesar di Propinsi Aichi, yang terkenal sebagai kawasan industri otomotif Jepang. “Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 129 juta yen atau setara 1,1 juta dolar AS,” kata Fauzy Ammari lagi.

Menurut Fauzy, Masjid Gifu juga akan menjadi pusat perluasan syiar Islam di kawasan Jepang tengah. Luas bangunan Masjid Gifu sebesar 351 meter persegi, dan akan semakin diperluas dengan sekolah Islam dan pusat budaya, sehingga dapat mendukung dan melengkapi kegiatan penyebaran pusat syiar Islam yang dilakukan di Jepang. Warga Jepang (asli) yang menjadi Muslim, menurut Imam Masjid Jami’ Tokyo, Ensari Yenturk, diperkirakan mencapai 10 ribu orang, meski diakuinya tidak ada data yang akurat soal itu. Begitu juga soal keberadaan masyarakat Muslim di Jepang, namun ia menyebutkan angka sekitar 100.000 jiwa. Menurut informasi di Islamic Center of Japan, Islam sudah ada di sana sejak 1891, namun keterangan lainnya menyebutkan sejak 1887. Masjid tertua di Jepang sendiri dibangun pertama kali di Kobe tahun 1935, dan kemudian Masjid Tokyo pada 1938.

No comments:

Post a Comment