Saturday 10 March 2012

Siddharta Gautama Buddha seorang Nabi dan Rasul



Siddharta Gautama Buddha seorang Nabi dan Rasul

Quran 4:164 Ada beberapa orang rasul, telah Kami kisahkan kepada engkau sebelum itu, da nada beberapa rasul (yang lain)  tiada Kami kisahkan kepada engkau, Allah telah bercakap cakap dengan Musa sebenarnya bercakap2.

Ini cuma dari pandangan peribadi aku saja...tidak ada cut&paste tapi hasil pembacaan-pembacaan dan perbandingan yang aku lihat dengan fahaman kesufian dalam Islam. Aku lihat dalam ajaran Buddha itu ada sebahagian yang begitu indah dan cantik sekali. Ajaran Buddha itu mengajak manusia mengenal dirinya. Untuk apa kenal dirinya maka tak lain adalah untuk menyatukan dirinya dengan Tuhan. Dalam kesufian Islam ada mengatakan bahawa untuk mengenal Tuhan maka manusia perlu mengenal dirinya terlebih dahulu. Sejarah di India jika di kaji dari perkembangan awalnya ada terdapat penghijrahan orang-orang Aryan dari Eropah Tengah ke benua India. Orang-orang Aryan ini bertembung dengan orang-orang berkulit hitam berbangsa Dravidia dan peperangan yang berlaku mengakibatkan orang-orang Dravidia itu kalah dan undur ke selatan India. Orang-orang Aryan ini untuk mengekalkan kehebatan bangsa mereka lalu dikuatkuasakan peraturan yang berkasta. Mereka kemudian di kenali sebagai Brahmin yang kononnya mempunyai kedudukan yang tinggi sekali antara kasta-kasta tersebut. Bermulalah penindasan-penindasan yang berlaku terhadap kasta-kasta rendah. Tuhan itu Maha Pengasih dan Lagi Maha Penyayang. Dalam keadaan inilah maka diutuskan seorang Rasul yang mengajak manusia supaya insaf dan kembali semula menyembah Tuhan yang sebenarnya. Telah ramai rasul-rasul diutuskan sebelum ini di mana ada rasul yang diutuskan hanya untuk kaum mereka saja dan ada juga rasul yang diutuskan untuk umat yang ramai. Rasul yang dipilih pula bukan hanya dari golongan tertentu tapi ada juga yang terpilih dari Raja seperti Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Waktu inilah seorang anak raja yang bernama Siddharta Gautama Buddha telah dipilih Allah dan diberi ilham untuk membimbing kaumnya yang tertindas dan terpedaya dengan puak-puak Brahmin. Kaumnya hidup menderita tak kenal diri dan penuh dengan kedukaan.

Saya cuma buat perbandingan antara ajaran Buddhisme dan satu aliran kepercayaan dalam Islam. Dalam meneliti kedua-duanya saya melihat semacam ada persamaan. Memang benar Buddha tidak mengagungkan kewujudan tuhan dan seperti ajaran kesufian "Tuhan itu berada dalam diri kita sendiri dan apabila kita sudah mengenali diri kita maka Tuhan itu bersatu dalam diri kita" Ini memerlukan latihan-latihan bersuluk atau pertapaan dalam Buddha dan semasa dalam latihan itu perlu hanya membaca zikir (mentera dalam Buddha). Sampai satu peringkat maqam yang tertinggi (nibbana) dan penyerahan total pada Tuhan maka segala gerak geri itulah pergerakan Tuhan. Kalau dah kenal Tuhan maka apa perlu lagi dunia yang sementara ini.
Mengikut kepercayaan Islam, Jesus Christ adalah seorang Rasul pilihan yang diutus Allah untuk meluruskan kaumnya yang telah menyeleweng dari ajaran sebenar Kitab Torah (Old Testament). Dalam Hindu pula mungkin ada manusia yang di lantik menjadi Rasul tapi sebab ajaran Hindu sudah beribu-ribu tahun lamanya maka banyak telah berlaku penyelewengan dan mendewa-dewakan manusia itu sehingga manusia jadi Tuhan pula. Sebab itu juga mungkin Siddharta Gautama diutus Allah untuk meluruskan ajaran tersebut. I been telling this the day this forum set up that Gautama is a prophet who just want his followers to be kind to everyone and pray to One God Almighty in truth and spirit. Going vegetarian is good.

Sebenarnya kedatangan almahdi bukanlah suatu kepercayaan wajib diyakini bagi Islam mazhab ahli sunnah wal jamaah, tapi kepercayaan kedatangan almahdi adalah suatu yg keyakinan yg wajib di imani bagi mazhab Syiah. Malahan, tokoh Islam seperti Syeikh Muhammad Abduh dan  Ibnu Taimiyyah turut menyangkal kedatangan Imam Mahdi. Tetapi bagi umat Islam, pada akhir zaman, kami sebenarnya sedang menunggu kedatangan Nabi Isa A.S. Kalu sebelum ni, Truth.8 mengaitkan ajaran Buddha dgn Kristian, so ini pula kaitan ajaran Buddha dgn Islam dan juga agama Hindu...Kejelasan akan datangnya Muhammad saw lebih terbaca lagi dalam Yesaya 42:8 yang berbunyi: Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung. Melihat konteks sejarahnya, kita lihat bahwa perkataan Tuhan ditujukan kepada Muhammad saw dan bukan Isa as. Alasannya, Isa as datang untuk bangsa Israel dan mereka tidak menyembah berhala. Adapun Muhammad saw datang kepada kaum Arab yang menyembah berhala pada masa Jahiliah. Seterusnya, Nabi Muhammad saw menghancurkan berhala. Jika kita membaca Yesaya 42:17, hal itu akan difahami lebih jelas.
Mereka memberi penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. (Yesaya 42:12). Ayat ini mengacu kepada lafaz azan sebagai panggilan shalat. Makna azan mengandung puji-pujian kepada TUHAN. Ayat ini secara implisit merujuk kepada kandungan azan Islam yang memuat nama Allah dan Nabi Muhammad saw. Sebagaimana terlihat, azan bergaung di mana-mana menyerukan nama Allah dan Rasul-Nya yang tiada keturunan Nabi Ibrahim as dari jalur Nabi Ismail as. Nabi Isa as sendiri keturunan Ishak (Rujuk Kejadian 25:13-16) Jelaslah, ayat ini (ayat 11) tidak sedang membincangkan Isa as melainkan Muhammad saw. Jika Anda melihat ritual Muslim (khususnya ibadat haji), Anda akan melihat kota-kota tersebut (Makkah dan Madinah) menyaringkan suara mereka (azan) dan orang-orang menyeru dan memuji Allah dari puncak gunung, khususnya Bukit Arafah. Tentang azan sendiri, Anda bisa melihat bahawa di setiap negeri Muslim, orang-orang diseru untuk shalat melalui panggilan azan yang mirip nyanyian. Bahkan jauh dari kota, Anda bisa mendengar azan ini. Makna azan itu sendiri adalah: Allah Mahabesar, Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah, Dan seterusnya. 

Tradisi Buddha

Dalam tradisi Buddha, pemimpinnya sendiri Sidharta Gautama telah meramalkan kedatangan seorang manusia yang diberi wahyu. Dalam Doktrin Buddha (The Gospel of Buddha) oleh Caras (hal.217-8) tercantum bahwa Buddha agung yang akan datang ke dunia ini dikenal sebagai
aitreya. Cakkavatti-Sihanada Suttana memberinya nama eteyya. Kedua kata ini bermakna emberi rahmat. Dengan merujuk kepada sejarah kehidupan Muhammad saw, ketara sekali beliau adalah orang sangat penyayang dan al-Quran juga menyebut-nyebut fakta ini.

Ada sejumlah kesamaan lebih jauh, seperti yang terbaca dalam kitab suci kaum Buddha:
揚para pengikutnya (Maitreya) berjumlah ribuan orang, sementara jumlah pengikutku ratusan orang. Faktanya, pengikut Nabi Muhammad saw berjumlah ribuan orang (sekarang tentunya jutaan). Ada sejumlah kesamaan lain yang akan diuraikan di bawah. Dalam Doktrin Buddha (oleh Caras, hal.214), seorang Buddha yang tercerahkan itu dilukiskan sebagai memiliki kulit yang amat terang dan bahawa seorang Buddha memperoleh andangan yang luhur di malam hari. Dalam kenyataan sejarah, Nabi saw acap melakukan shalat malam (tahajjud) sebagai pantulan cintanya yang mendalam kepada Sang Pencipta. Selama hayatnya, Nabi saw tidak pernah meninggalkan shalat malam. Buahnya, beliau mendapatkan pandangan yang tajam untuk merekonstruksi peradaban baru manusia, peradaban Islam. Dalam Si-Yu-Ki, jilid 1, hal.229, tertulis bahwa tak satu kata pun yang mampu menguraikan kemuliaan pribadi Maitreya. Pembaca bisa merujuk sejarah Islam secara detail. Baik Muslim maupun non-Muslim sepakat dalam menegaskan bahawa Muhammad saw sangatlah rupawan dan menarik baik dari sisi lahiriah maupun batiniah. Ketegasan dan kelembutan peribadi beliau memanifestasikan sifat-sifat Tuhannya. Inilah yang menyulitkan pemaparan kemulian pribadi Nabi saw.. Dalam kitab dan jilid yang sama, tercantum suara indah dari Bodhisatwa (Maitreya) begitu lembut, merdu, sekaligus santun. Mereka yang mendengar tidak pernah merasa bosan dan puas. Nabi saw yang lahir dari kalangan Arab tentunya paham benar akan bahasa Arab. Dan, bahasa Arab yang digunakan al-Quran luar biasa indahnya. Karena itu, al-Quran Suci sendiri dinilai sebagai suatu karya kesusastraan khusus dengan bobot tertinggi yang memberikan manfaat kepada kawan dan lawan. Kelembutan Nabi saw dan keindahan bahasa al-Quran menjadikan setiap perkataan Nabi saw tidak pernah dikenai rasa bosan dan letih untuk disemak. Seorang Buddha mestilah seorang manusiaukan dewa. Sang Buddha tersebut mesti memiliki lima karunia khusus, yakni karunia harta kekayaan, karunia anak, karunia istri, karunia kekuasaan (yakni kepemimpinan), dan karunia kehidupan dan pengikut. Sebagai tambahan, Buddha tersebut tidak punya guru, yakni tanpa menempuh suatu jenjang pendidikan formal. Gautama juga menekankan bahwa Buddha itu seorang yang bersahaja yang mengatakan keselamatan itu hanya tergantung pada amal perbuatan individu. 

Ciri-ciri di atas jelas senapas dengan kehidupan Nabi Muhammad saw. Kita saksikan bahwa Nabi saw seorang yang memiliki lima hal tadi. Nabi saw memiliki keturunan yang banyak sampai sekarang. Di antaranya ada yang menjadi para pemimpin (imam) bagi kaum Muslim. (Tentang keturunan yang banyak ini, baca Kejadian 12:2,3,7 dan Kejadian 16: 9-11, sewaktu membahas perjanjian antara Nabi Ibrahim (Kristiani; Abraham) dan Tuhan. Akhirnya, Nabi saw sendiri tidak pernah belajar sama sekali dari seorang guru pun. Ilmu yang beliau dapatkan murni dari Allah sebagai buah perenungannya akan kenyataan semesta ditambah kesucian jiwanya.

Tradisi Hindu: Sebagaimana dalam dua tradisi agama di atas, dalam kitab suci Hindu pun ditemukan hal yang sama mengenai ciri-ciri yang mengarah kepada Nabi saw. Seorang profesor Hindu terkenal, Vedaprakash Upadhyay, dalam bukunya yang menarik mendakwa bahawa deskripsi
vatar yang terdapat pada kitab suci agama Hindu sejalan dengan pribadi Nabi Muhammad saw. Baru-baru ini sebuah buku yang menyingkap fakta tersebut telah diterbitkan. Buku itu menjadi topik diskusi dan perbincangan di seluruh negeri. Penulis buku itu seorang Muslim. Ia mungkin telah ditahan atau dibunuh. Boleh jadi semua salinan buku itu telah dihilangkan. Buku itu bertajuk alki Avatar. Pundit Vedaprakash Upadhyay adalah seorang Hindu Brahmana dari Bengali. Sarjana peneliti di Universitas Allahabadetelah bertahun-tahun melakukan kajiankhirnya menerbitkan bukunya.  Keterangan dari Pundit Vaid Parkash telah disiarkan di BIC News pada 8 Desember 1997 yang diterjemahkan oleh Mir Abdul Majeed. Sebelumnya, pernah dimuat di The Message, edisi Oktober 1997. Tidak kurang 8 pundit besar mendukung dan merestui butir-butir argumennya sebagai yang otentik. Menurut kepercayaan Hindu, dunia Hindu tengah menunggu emimpin dan Pembimbing, yang bernama alki Avatar. Akan tetapi deskripsi yang dicantumkan dalam kitab-kitab suci agama Hindu merujuk kepada Nabi Muhammad saw dari Arab. Karena itu, umat Hindu di seluruh dunia semestinya tidak menunggu lebih lama lagi kedatangan alki Avatar dan harus menerima Nabi Muhammad saw sebagai Kalki Avatar. Inilah fakta-fakta yang diuji dan didukung oleh tidak kurang dari delapan pundit terkemuka. Apa yang dikatakan penulis adalah bahwa umat Hinduang masih harap-harap cemas menunggu kedatangan Kalki Avatargaknya menyerahkan diri mereka sendiri kepada penderitaan yang tak kunjung usai. Padahal utusan agung tersebut telah datang dan meninggalkan dunia ini 14 abad yang silam. Pengarang tersebut telah mengajukan bukti-bukti kuat dari kitab Veda dan kitab suci Hindu lain untuk mendukung klaimnya: Dalam kitab Purana, misalnya, disebutkan bahwa Kalki Avatar merupakan utusan terakhir di dunia ini. Ia memberi petunjuk seluruh manusia. Nabi Islam saw diutus bagi segenap manusia. Bukan untuk salah satu golongan. Menurut prediksi agama Hindu, kelahiran Kalki Avatar akan terjadi di Semenanjung (yang menurut agama Hindu kawasan Arab). Ini ramalan yang sesuai dengan faktanya di mana Islam lahir di kawasan Arab.

Masih dalam kitab-kitab Hindu juga, nama ayah dan ibu Kalki Avatar masing-masing adalah Vishnubhagath dan Sumaani. Jika kita menilik arti kedua nama tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang menarik. Dalam kosakata Hindu, Vishnu artinya Allah dan Bhagath artinya hamba. Kalau digabung berarti hamba Allah yang dalam bahasa Arab berarti Abdullah. Ia adalah ayah Nabi saw. Sumaani artinya kedamaian atau ketenteraman. Dalam bahasa Arab sepadan dengan kata Aminah (
edamaian) yang tiada lain adalah nama ibunda Nabi saw. Selanjutnya, dinyatakan dalam kitab Veda, kelahiran Kalki Avatar akan terjadi di tengah klan keluarga bangsawan. Jelas ini merujuk ke suku Quraisy di mana Nabi saw dilahirkan. Dalam kitab yang sama, Tuhan akan mengajar Kalki Avatar melalui utusan (malaikat)-Nya di dalam gua. Ini sesuai dengan riwayat kehidupan Nabi saw. Allah mengajar Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril, dalam suatu gua yang disebut Gua Hira. Tuhan pun menyiapkan Kalki Avatar dengan bantuan-Nya. Ini secara jelas terbukti dalam Perang Uhud. Semua hal itu menjadi segelintir bukti yang mengisyaratkan universalitas pribadi Muhammad saw dan agamanya: Islam..

Tepuk dada, tanya Iman

No comments:

Post a Comment