http://apadianie.blogspot.com/2009/08/inilah-firaun-yg-tenggelam-di-laut.html
keseluruhan artikel kat http://dipta-jurnal.net/firaun-manakah-yang-tenggelam-di-laut-merah.html
Inilah Firaun yg tenggelam di Laut Merah..?
Benarkan Thutmose II Fir’aun yang tenggelam di Laut Merah?
Sejauh ini telah banyak studi yang dilakukan untuk mengenalpasti siapakah Fir’aun yang sedang berkuasa saat peristiwa keluarnya Nabi Musa beserta Bani Israel dari tanah Mesir. Berikut beberapa kandidatnya :
Sejauh ini telah banyak studi yang dilakukan untuk mengenalpasti siapakah Fir’aun yang sedang berkuasa saat peristiwa keluarnya Nabi Musa beserta Bani Israel dari tanah Mesir. Berikut beberapa kandidatnya :
Ahmose I (1550 SM – 1525 SM)
Thutmose I (1506 SM – 1493 SM)
Thutmose II (1494 SM – 1479 SM)
Thutmose III (1479 SM – 1425 SM)
Amenhotep II (1427 SM – 1401 SM)
Amenhotep IV(1352 SM – 1336 SM)
Horemheb (sekitar 1319 SM – 1292 SM)
Ramesses I (sekitar 1292 SM – 1290 SM)
Seti I (sekitar 1290 SM – 1279 SM)
Ramesses II (1279 SM – 1213 SM)
Merneptah (1213 SM – 1203 SM)
Amenmesse (1203 SM – 1199 SM)
Setnakhte (1190 SM – 1186 SM)
Menurut studi yang dilakukan oleh Sejarawan
Alan Gardiner, setelah kematian Thutmose I dan masa persinggahannya selama 40
tahun di Madyan / Midian, Musa memutuskan untuk kembali ke tanah Mesir tempat
beliau dibesarkan. Allah menugaskan Musa untuk menyampaikan ajaran agama yang hakiki
kepada Fir’aun. Pada saat itu, Mesir dipimpin oleh Raja Thutmose II yang
memperistri Ratu Hatshepsut. Thutmose II, menurut sejarah bukanlah sosok
Fir’aun yang hebat, sebaliknya istrinya Hatshepsut yang banyak berperanan
penting bagi kemajuan kerajaan. Walaupun bukan merupakan sosok pemimpin yang
dikatakan berpengaruh, Gardiner tetap meyakini Thutmose II merupakan kandidat
terkuat fir’aun yang melakukan pengejaran terhadap Musa beserta kaum Bani
Israel. Hal itu dikarenakan banyaknya kecocokan dengan studi sejarah yang ia
lakukan.
Garnier juga menambahkan bahwa di pusara tempat berdiamnya mummi Thutmose II, hampir tidak ditemukan ornamen-ornamen dan benda-benda berharga “semewah” pusara raja-raja Mesir kuno yang lainnya. Ada kesan bahwa raja ini tidak begitu disukai dan dihormati oleh rakyatnya, sehingga mereka tak peduli dengan kematian sang Raja. Selain itu, kematiannya yang mendadak juga menjadi salah satu alasannya. Penelitian terhadap Mummi Thutmose II yang ditemukan di situs Deir el-Bahri pada tahun 1881 mengungkapkan bahwa terdapat banyak bekas cedera di tubuhnya, dan Mummi-nya ditemukan tidak dalam kondisi yang bagus. Hal ini mungkin menandakan Thutmose II mati secara tidak wajar. Apakah cedera di tubuhnya itu akibat hempasan kekuatan gelombang Laut Merah yang secara tiba-tiba tertutup kembali? Wallahu ‘alam Bishawab Al-Quran sendiri mengisahkan detik-detik terakhir kehidupan Sang Fir’aun :
"Dan Kami memungkinkan Bani Israel
melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena
hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir
tenggelam berkatalah ia ;” Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan
yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah
diri (kepada Allah)”. ( QS Yunus 90). Dari ayat diatas kita dapat mengetahui
bahwa Fir’aun mencoba memohon kepada Allah agar ia diselamatkan ketika air menenggelamkan
raganya. Namun sangatlah jelas bahwasanya tindakan Fir’aun hanyalah suatu
kebohongan semata sebagai alasan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari maut.
Setelah sang Fir’aun tewas pada periode pemerintahannya yang tergolong singkat, besar kemungkinan jalannya roda pemerintahan diambil alih sementara oleh sang Ratu yang tak lain ialah Hatshepsut sebelum akhirnya Thutmose III naik tahta.
Jika benar Thutmose II merupakan Fir’aun yang dimaksud, ada suatu kemungkinan kronologi sejarahnya menjadi demikian :
Pertama, Musa dibesarkan dilingkungan kerajaan Mesir saat Thutmose I berkuasa, dan istri Thutmose I yang menemukan bayi Musa saat hanyut di Sungai Nil. Kedua, selang puluhan tahun setelah Musa melarikan diri dari tanah Mesir karena ancaman hukuman mati akibat peristiwa terbunuhnya seorang prajurit kerajaan olehnya, ia kembali untuk menyampaikan ajaran Allah kepada Fir’aun. Namun pada saat itu mungkin Thutmose I telah meninggal dan digantikan putranya Thutmose II.
Mengapa
Thutmose II Diyakini Sebagai Firaun Yang Tenggelam di Laut Merah Sedangkan
Mummi-nya Sendiri Berhasil Ditemukan?
Pertanyaan
diatas memang kerap ditanyakan. Mereka yang bertanya kebanyakan beranggapan
bahwa Jasad Fir’aun tidak mungkin berhasil ditemukan apalagi dalam bentuk
Mummi, sebab telah tenggelam di Laut Merah bersama bala tentaranya.
Bagi kawan-kawan muslim, Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut :
"Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92)." Tentunya ayat diatas sudah cukup menjelaskan mengapa Allah dengan sengaja menyelamatkan jasad sang Fir’aun.
Bagi kawan-kawan muslim, Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut :
"Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92)." Tentunya ayat diatas sudah cukup menjelaskan mengapa Allah dengan sengaja menyelamatkan jasad sang Fir’aun.
No comments:
Post a Comment