Diterjang
Tsunami, Gempa Hingga Bom Atom Masjid Kobe Tetap Utuh
ruang
hati | Jun 25, 2011 | Comments
2
Kobe Mosque merupakan masjid pertama di
Jepang. Masjid ini dibangun pada tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe
berarti gate of God atau gerbang Tuhan. Tahun 1945, Jepang terlibat perang
Dunia Kedua. penyerangan Jepang atas pelabuhan Pearl Harbour di Amerika telah
membuat pemerintah Amerika memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama kali
dalam sebuah peperangan. Dan Jepang pun kalah. Dua kotanya, Nagasaki dan
Hiroshima dibom Atom oleh Amerika. Saat itu, kota Kobe juga tidak ketinggalan
menerima akibatnya. Boleh dibilang Kobe menjadi rata dengan tanah.
Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata
dengan tanah, Masjid
Muslim Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami
keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid
menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Tentara Jepang yang berlindung di basement
masjid selamat dari ancaman bom, begitu juga dengan senjata-senjata
yang disembunyikannya. Masjid ini kemudian menjadi tempat pengungsian korban
perang.
Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait
menyumbang dana renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah
diganti dengan kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman.
Sebuah lampu hias baru digantungkan di tengah ruang salat utama. Sistem
pengatur suhu ruangan lalu dipasang di masjid ini.
Sekolah yang hancur akibat perang
kembali direnovasi dan beberapa bangunan tambahan pun mulai dibangun. Umat Islam
kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Muslim Kobe.
Krisis keuangan sering menghampiri kas komite masjid. Pajak bangunan yang
tinggi membuat komite masjid harus mengeluarkan cukup banyak biaya dari kasnya.
Beruntung, banyak donatur yang siap memberikan uluran tangannya untuk
menyelesaikan masalah keuangan pembangunan dan renovasi masjid ini. Donasinya
bahkan bisa membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin berkembang.
Kekokohan Masjid Kobe diuji lagi dengan Gempa
Bumi paling dahsyat tahun 1995. Tepatnya pada pukul 05.46 Selasa, 17 Januari
1995. Gempa ini sebenarnya bukan hanya menimpa Kobe saja, tapi juga kawasan
sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan lainnya. Para ahli
menyebutkan bahwa gempa itu disebabkan oleh tiga buah lempeng yang saling
bertabrakan, yaitu lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia.
Meski hanya berlangsung 20 detik, namun gempa ini memakan korban jiwa sebanyak
6.433 orang, yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Selain itu gempa
Kobe juga mengakibatkan kerusakan besar kota seluas 20 km dari pusat gempa.
Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan
gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan
korban jiwa 140.000 orang. Namun hingga kini masjid Kobe tetap berdiri kokoh
dan tegak, seakan tidak tergoyahkan meski didera berbagai bencana. Tanggal 11
Mac 2011, dunia dikejutkan dengan gempa bumi (earthquake) kuat berukuran 9.0
skala richter yang kemudiannya menyebabkan Jepun dilanda tsunami. Bencana ini
telah mengorbankan kira-kira 16,000 orang dan memusnahkan lebih 310,000
bangunan.
Umat Muslim di Jepang, khususnya
Jepang tengah, semakin mudah menunaikan ibadahnya dengan selesainya pembangunan
Masjid Gifu di kota Gifu, Minggu, termasuk rencana pendirian pusat budaya dan
sekolah Islam internasioal pertama di Negeri Sakura tersebut. Jumlah masjid di Jepang diperkirakan mencapai sekitar 35
buah, namun ada juga yang menyebutkan jumlah sebanyak 50 masjid, sementara
jumlah populasi Muslim di Jepang sendiri sudah semakin bertambah. Keberadaan masjid di Jepang sendiri masih terkonsentarasi
di kota-kota besar, seperti di Tokyo, Kobe, Nagoya, Osaka, Yokohama, Hiroshima
dan Hokkaido. Peresmian Majid Gifu
dihadiri oleh Imam Masjidil Haram, Mekkah, Syeikh Salih bin Humaid, yang juga
meresmikan penggunaan masjid tersebut untuk publik Muslim di Jepang. Menurut Ketua Working Group for Technology Transfer
(WGTT), sebuah LSM Indonesia di Jepang yang ikut hadir dalam acara tersebut,
Fauzy Ammary, sejumlah duta besar negara-negara Islam, seperti dari Saudi
Arabia, Irak, Iran, Mesir, Oman, Afghanistan, Syria, dan Pakistan juga hadir. Masjid yang berlokasi berdekatan dengan Universitas Gifu
itu nantinya akan menjadi kompleks pusat budaya Islam, termasuk pembangunan
sekolah internasional Islam yang pertama kalinya di Jepang. Saat ini di Jepang belum ada satu pun sekolah Islam yang
permanen baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah. Pengajaran pendidikan
Islam selama ini masih banyak dilakukan di masjid-masjid yang dibangun oleh kaum
pendatang muslim. Gifu sendiri merupakan
salah satu kantong Muslim terbesar di Propinsi Aichi, yang terkenal sebagai
kawasan industri otomotif Jepang. “Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 129 juta yen atau
setara 1,1 juta dolar AS,” kata Fauzy Ammari lagi.
Menurut Fauzy, Masjid Gifu juga akan
menjadi pusat perluasan syiar Islam di kawasan Jepang tengah. Luas bangunan Masjid Gifu sebesar 351 meter persegi, dan
akan semakin diperluas dengan sekolah Islam dan pusat budaya, sehingga dapat mendukung
dan melengkapi kegiatan penyebaran pusat syiar Islam yang dilakukan di Jepang. Warga Jepang (asli) yang menjadi Muslim, menurut Imam
Masjid Jami’ Tokyo, Ensari Yenturk, diperkirakan mencapai 10 ribu orang, meski
diakuinya tidak ada data yang akurat soal itu. Begitu juga soal keberadaan
masyarakat Muslim di Jepang, namun ia menyebutkan angka sekitar 100.000 jiwa. Menurut informasi di Islamic Center of Japan, Islam sudah
ada di sana sejak 1891, namun keterangan lainnya menyebutkan sejak 1887. Masjid
tertua di Jepang sendiri dibangun pertama kali di Kobe tahun 1935, dan kemudian
Masjid Tokyo pada 1938.
No comments:
Post a Comment